Sabtu, 30 Agustus 2008

IKSP siapkan pinjaman likuiditas Rp.41 miliar

IKSP siapkan pinjaman likuiditas Rp41 miliar

JAKARTA: Induk Koperasi Simpan Pinjam (IKSP) pada tahun ini berencana menyalurkan pinjaman sedikitnya Rp41 miliar, untuk membantu likuiditas koperasi anggota dan calon anggota.Berdasarkan rancangan dokumen rapat anggota tahunan (RAT) IKSP 2008, sumber dana itu mencakup penempatan dan pinjaman Kospin Jasa Pekalongan, serta penerbitan surat utang koperasi.Selain itu, pinjaman Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan dana program penjaminan pemerintah di Bukopin."Idealnya IKSP ini menghimpun dana dari koperasi anggota yang likuid, untuk disalurkan lagi ke anggota yang lain [yang butuh dana]," ujar Direktur Eksekutif IKSP Dwinda Ruslan kepada Bisnis, baru-baru ini.Akan tetapi, katanya, saat ini hanya Kospin Jasa Pekalongan menempatkan dananya di IKSP karena hampir seluruh koperasi anggota maupun calon anggota justru membutuhkan dana untuk disalurkan.Terkait dengan hal itu, IKSP menghimpun pinjaman dari nonanggota, yang bunganya rata-rata 14% per tahun, untuk disalurkan ke anggota dengan bunga 16%.PNM tahun ini mencadangkan pinjaman Rp5 miliar sehingga bila digabung dengan tahun sebelumnya menjadi Rp13miliar. Sedangkan, dana dari Bukopin merupakan sisa pinjaman program penjaminan pemerintah Rp3 miliar, yang kini diganti kredit usaha rakyat (KUR).Pinjaman dari LPDB akan disalurkan kepada 39 - 45 koperasi yang relatif baik manajemennya dengan plafon Rp500 juta. "Mereka sudah terdata, karena beberapa kali mengirim laporan keuangan sehingga bisa kami lihat kelayakannya."Selain itu, IKSP juga akan melanjutkan fasilitas penerbitan surat utang koperasi (SUK) senilai Rp5 miliar. Saat ini IKSP berhasil menfasilitas penerbitkan instrumen utang untuk tujuh koperasi.Ketua KSP Kodanua H.R. Soepriono menilai SUK merupakan salah satu instrumen alternatif untuk menutup kekurangan likuiditas, mengingat kebutuhan besar pinjaman anggota koperasi."Kodanua justru butuh dana untuk disalurkan ke anggota, sehingga kami belum berencana menempatkan dana di IKSP. Kami justru berencana menerbitkan SUK untuk dijual ke anggota," ujarnya.Butuh danaDwinda mengatakan penyaluran pinjaman IKSP kepada anggota dan calon anggota terus meningkat. Pada 2006, outstanding pinjaman Rp6 miliar, dan tahun lalu tumbuh menjadi Rp18 miliar.Hal ini membuktikan kebutuhan pengembangan anggota koperasi yang besar. "Kami terus mencari portofolio lain, di samping pinjaman dari anggota," ujarnya.Apalagi, IKSP yang dijadwalkan menggelar RAT di Bandar Lampung, 14 - 15 Juni 2008, juga akan menambah 20-an anggota dan memperluas cakupan wilayah sasaran ke 15 provinsi.Induk koperasi yang berkantor di Jl Raden Saleh, Cikini, itu saat ini memiliki anggota 28 koperasi simpan pinjam, dan 65 koperasi calon anggota yang tersebar di delapan provinsi.Dwinda mengatakan faktor yang meluluskan keanggotaan IKSP, a.l. kontribusi koperasi sejak minimal dua tahun terakhir, ketertiban membayar iuran dan laporan bulanan.IKSP, lanjutnya, tidak hanya menjadi lembaga interlending dan sumber pinjaman anggota, tetapi juga sebagai penyedia keahlian bagi mereka. "Dalam arti hardware, dan software adalah orangnya. Kami berharap IKSP membangun KSP menjadi bank mikro. Dengan demikian gap kebutuhan pinjaman mikro dapat terpenuhi dari keberadaan KSP itu."Dia berpendapat keberadaan koperasi simpan pinjam menjadi kunci pembangunan pedesaan di Indonesia. Dengan lembaga keuangan mikro yang kuat, kebutuhan pembiayaan mikro di 10.000-an desa dengan mudah terpenuhi."Jalur sudah ada. Induk-induk koperasi simpan pinjam, banyak. IKSP, Induk koperasi syariah (inkopsyah) dan Induk Koperasi Kredit (Inkopdit), tiap-tiap 3.000 unit." (fatkhul.maskur@bisnis.co.id)

Tidak ada komentar: